Kamis, 25 Desember 2025 Pada malam sayyidul ayyam dan di salah satu ayshurul hurum ini, Abi ingin menuliskan sebuah artikel pendek tentang bulan Allah yang mulia, yaitu Rajab. Bulan Rajab bukan sekadar angka dalam kalender Hijriah. Ia adalah pintu gerbang spiritual menuju Ramadan.
Para ulama mengibaratkan tahun hijriah seperti sebuah pohon; Rajab adalah waktu berseminya daun, Sya’ban adalah waktu tumbuhnya buah, dan Ramadhan adalah waktu memetik hasilnya.
Secara bahasa, kata Rajab (رجب) berasal dari akar kata Tarjib (ترجيب) yang berarti mengagungkan atau memuliakan.
Ibnu Manzhur dalam kitab Lisanul ‘Arab menjelaskan:
رَجَبَ الشَّيْءَ أَيْ عَظَّمَهُ، وَسُمِّيَ رَجَبٌ رَجَبًا لِأَنَّهُمْ كَانُوا يُرَجِّبُونَهُ أَيْ يُعَظِّمُونَهُ
“Merajabkan sesuatu artinya mengagungkannya. Dinamakan Rajab karena masyarakat (Arab) mengagungkannya.”
Kebiasaan Arab Pra-Islam Jauh sebelum Islam datang, masyarakat Arab sangat menghormati bulan ini. Rajab dikenal dengan julukan "Rajab al-Ashamm" (Rajab yang Tuli), karena tidak terdengar gemerincing senjata atau teriakan perang. Mereka mengharamkan pertumpahan darah demi keamanan peziarah Ka'bah.
Dahulu mereka melakukan kurban khusus yang disebut Al-‘Atirah, namun setelah Islam datang, syariat kurban difokuskan pada Idul Adha (Dzulhijjah), sementara Rajab tetap dimuliakan sebagai bulan ibadah.
LATHOIFUL MA'ARIF :
Seorang ulama besar yang bernama Abu Bakar al-Balkhi telah memberikan nasihat indah yang tercatat dalam kitab Lathaiful Ma’arif: “Bulan Rajab adalah bulan untuk menanam benih, Sya'ban adalah bulan menyirami tanaman, dan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.”
KEUTAMAAN BULAN RAJAB
Islam datang memperkuat kemuliaan Rajab dengan menetapkannya sebagai salah satu dari empat bulan suci.
DALIL DAN PENDAPAT ULAMA
Al Quran Surat At-Taubah Ayat 36:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan... di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu...”
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-Azhim mengutip Ibnu Abbas RA:
إِنَّ الظُّلْمَ فِيهِنَّ أَعْظَمُ خَطِيئَةً وَوِزْرًا مِنَ الظُّلْمِ فِيمَا سِوَاهَا
"Sesungguhnya kezaliman yang dilakukan pada bulan-bulan haram ini, dosanya jauh lebih besar dibandingkan bulan-bulan lainnya.”
Pelipatgandaan Amal Saleh
Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitab Lathaiful Ma’arif:
وَكَمَا أَنَّ الْمَعَاصِيَ فِيهَا تُعَظَّمُ فَكَذَلِكَ الطَّاعَاتُ فِيهَا تُعَظَّمُ
“Dan sebagaimana kemaksiatan di dalamnya (bulan haram) dianggap besar, maka begitu pula ketaatan di dalamnya dilipatgandakan pahalanya.”
KEUTAMAAN ISTIGHFAR DI BULAN RAJAB
Karena dosa dan pahala dilipatgandakan, amalan yang paling dianjurkan untuk memulai "penanaman" di bulan Rajab adalah beristighfar (memohon ampun).
Rasulullah SAW sebagai teladan utama kita sebagai umat Islam telah bersabda:
وَاللَّهِ إِنِّي لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhori)
Imam Nawawi dalam kitab Al Adzkar bab Al Istighfar menekankan pentingnya lisan yang senantiasa basah dengan permohonan ampun. Salah satu lafaz yang beliau anjurkan adalah:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
“Aku memohon ampun kepada Allah, yang tidak ada tuhan selain Dia, yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.”
Dalam tradisi pesantren, terdapat istighfar yang dibaca 70 kali setiap pagi dan sore sebagai sebuah amalan di bulan Rajab ini, yang diambil dari juz 2 kitab I'anatuth Tholibin karya Sayyid Abu Bakar Syata Ad Dimyati, yaitu:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ
“Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, dan terimalah taubatku.”
Marilah kita berusaha untuk melazimkan istighfar dalam hidup kita, sebab tanpa istighfar, di bulan Rajab maupun bulan lainnya, hati kita ibarat tanah yang penuh duri dan semak belukar. Mari bersihkan tanah hati kita dengan istighfar, agar benih iman dapat tumbuh subur dan kita dapat memanen pahala yang melimpah di bulan Ramadan nanti.
Semoga tulisan singkat ini bisa bermanfaat, dan bisa menjadi pahala jariyah kelak di akhirat... aamiin...
Ahmad Thoufur (yang biasa dipanggil) Abi adalah seorang Putra BECENG (BEtawi CENGkareng) Asli, yang (katanya) juga Ustadz Kampung(an) serta berprofesi sebagai Guru merangkap Blogger dan ADM :) Dia adalah kepala dari keluarga (HaSnaNif At-Thoilah) yang senantiasa berdoa agar dapat kembali berkumpul dalam kehidupan abadi di surga-Nya Allah SWT... Mohon do'a...!!
Ahmad Thoufur (yang biasa dipanggil) Abi adalah seorang Putra BECENG (BEtawi CENGkareng) Asli, yang (katanya) juga Ustadz Kampung(an) serta berprofesi sebagai Guru merangkap Blogger dan ADM :) Dia adalah kepala dari keluarga (HaSnaNif At-Thoilah) yang senantiasa berdoa agar dapat kembali berkumpul dalam kehidupan abadi di surga-Nya Allah SWT... Mohon do'a...!!
0 comments: